Sabtu, 03 Januari 2015

Bioteknologi



Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:
  • Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioeknologi di bidang medis.
  • Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbaru, seperti di bidang mikrobiologi, contohnya yang melibatkan khamir.
  • Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik.
  • Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknotogi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat.

Bioteknologi pertanian termasuk ke dalam jenis bioteknologi hijau. Produk-produk bioteknologi pertanian di Indonesia berdasarkan gradien bioteknologi antara lain : (1) bahan tanam unggul, (2) biofertilizer, (3) biodecomposer, dan (4) biocontrol.
1.      Bahan Tanaman Unggul
Bahan tanam dapat ditingkatkan kualitasnya melalui pendekatan bioteknologi. Peningkatan kualitas bahan tanam berdasarkan pada empat kategori peningkatan, yaitu peningkatan kualitas pangan, resistensi terhadap hama atau penyakit, toleransi terhadap cekaman lingkungan, dan manajemen budidaya (Huttner, 2003). Produk bahan tanam unggul yang saat ini telah berhasil dipasarkan antara lain adalah bibit kultur jaringan, misalnya: bibit jati dan bibit tanaman hortikultura. Namun, bahan tanam unggul yang dihasilkan dari rekayasa genetika yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia sampai saat ini belum ada yang dikomersialkan. Produk-produk bahan tanam rekayasa genetika yang ada di pasaran Indonesia umumnya merupakan produk dari negera lain, sebagai contoh : Jagung Bt dan Kapas Bt yang dipasarkan oleh Monsanto. Kultur jaringan merupakan tingkatan umum penguasaan bioteknologi di Indonesia. Bagaimanapun juga, produksi bibit kelapa kopyor telah berhasil di komersialkan melalui teknik transfer embrio (Paten ID 0 001 957).
Tanaman Transgenik 
Tanaman Transgenik adalah tanaman yang di dalamnya mengandung gen hasil transformasi. Gen yang ditransformasikan tersebut bisa berasal dari spesies yang sama atau spesies yang berbeda, bahkan bisa berasal dari organisme yang berbeda. Istilah lain untuk organisme transgenik adalah Genetically Modified Organism (GMO). Khusus untuk tanaman yaitu Genetically Modified Plants atau Genetically Engineered Plants.
Pada umumnya tanaman transgenik dibuat di suatu laboratorium dengan teknik DNA rekombinan. Teknik DNA rekombinan yang dimaksud tidak lain merupakan teknik kloning itu sendiri dengan beberapa tahapan yang rapi mulai dari kloning gen yang inginkan, transformasi ke tanaman tujuan, uji ketahanan terhadap antibiotik (skrining), sampai pada uji ekspresi gen, dan pada akhirnya uji lapang.
Salah satu contoh tanaman transgenik adalah padi emas, dimana didalamnya terdapat tiga macam gen yang ditransformasikan.

Proses Pembuatan Tanaman Transgenik
Gen yang telah  diidentikfikasi diisolasi dan kemudian dimasukkan ke dalam  sel tanaman.    Melalui  suatu sistem tertentu, sel tanaman yang  membawa  gen tersebut dapat dipisahkan dari sel tanaman yang  tidak  membawa gen.  Tanaman  pembawa  gen  ini  kemudian  ditumbuhkan secara normal.  Tanaman inilah yang disebut sebagai tanaman transgenik karena ada  gen  asing  yang  telah dipindahkan dari makhluk  hidup lain ke tanaman tersebut (Muladno, 2002). 
Tanaman transgenik merupakan hasil rekayasa gen dengan cara disisipi satu atau sejumlah gen. Gen yang dimasukkan itu - disebut transgene - bisa diisolasi dari tanaman tidak sekerabat atau spesies yang lain sama sekali. Transgenik per definisi adalah the use of gene manipulation to permanently modify the cell or germ cells of organism (BPPT,2000). Karena berisi transgene tadi, tanaman itu disebut genetically modified crops (GM crops). Atau, organisme yang mengalami rekayasa genetika (genetically modified organisms, GMOs).  Transgene umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul tertentu.  Misal, pada proses membuat jagung Bt tahan hama, pakar bioteknologi memanfaatkan gen bakteri tanah Bacillus thuringiensis (Bt) penghasil racun yang mematikan bagi hama tertentu.  Gen Bt ini disisipkan ke rangkaian gen tanaman jagung. Sel yang telah disisipi gen tersebut kemudian dikulturkan, dan mengalami regenerasi menjadi tanaman transgenik yang mewarisi sifat toksis bagi hama. Ulat atau hama penggerek jagung Bt akan mati (Intisari, 2003).
Pro Tanaman Transgenik
Ilmuwan protanaman GM bersikukuh, racun Bt cuma membunuh ulat tertentu, dan tidak mampu membunuh hewan lain maupun manusia yang mengkonsumsi jagung Bt.  Tidak perlu mengkhawatirkan nasib serangga berguna, predator pemangsa ulat, burung atau hewan ternak pemakan daun jagung Bt. Tidak berpengaruh buruk terhadap flora dan fauna dalam tanah dan sekitarnya. 
Kelompok pro-GM bersikeras, tanaman GM dan produk olahannya aman dan menguntungkan  dan patut dimasyarakatkan produk transgenik tersebut. Pertengahan 1990-an, pelaku agribisnis mulai mempromosikan benih tanaman GM yang diklaim mengurangi pemakaian pestisida dan ramah lingkungan,  seperti : jagung Bt, kapas Bt, dan kedelai Bt, kanola yang tahan hama dan toleran herbisida.  Tanaman GM tahan hama, memiliki keuntungan ganda. Karena dengan disisipi gen bakteri tanah Bt, sel tanaman akan menghasilkan crystalline (Cry) protein yang bersifat toksik terhadap hama serangga tertentu. Terutama ulat bulu dan hama penggerek yang menggerogoti tanaman Bt, tapi tidak berbahaya bagi organisme lain.
Tanaman transgenik mulai ditanam secara komersial di Cina, lewat jenis tembakau, tahun 1992. Pada 1994 tomat lambat matang (awet segar) Flavr  Savr menjadi produk GM pertama yang ditanam untuk dipasarkan di AS. Sejak itu, areal berbagai jenis tanaman GM melonjak. Tahun 2000, melonjak sampai 11% (setara 4,3 juta ha), dan areal tanaman GM seluruhnya 44,2 juta ha (Scientific American, April 2001).  Dari total 44,2 juta ha, 33,5 juta ha ada di negara industri, dan 10,7 juta ha di negara berkembang. AS sebagai negara produsen tanaman GM terbesar (68% dari total areal GM dunia), terdiri atas tanaman kedelai, jagung, kapas, dan kanola transgenik. Argentina (23%, meliputi kedelai, jagung, dan kapas transgenik), Kanada (7%, kedelai, jagung, dan kanola transgenik), Cina (1%, tanaman kapas transgenik). Negara lainnya (1%), meliputi Afrika Selatan (jagung dan kapas GM), Australia (kapas GM), Rumania (kedelai dan kentang GM), Meksiko (kapas GM), Bulgaria (jagung GM), Spanyol (jagung GM), Jerman (jagung GM), Prancis (jagung GM), Uruguai (kedelai GM). Sementara di negara Asia belum tercatat.  Dewasa ini ada lebih dari ratusan produk bioteknologi modern, dan lebih dari seratus produk pertanian pangan telah dipasarkan (US FDA, Center for Food Safety and Appiled Nutrition, CFS-AN handout: 1995 dalam Berita Bumi, Desember 2000). Petani pun tinggal pilih, mau varietas yang toleran herbisida, tahan hama, atau yang tahan penyakit.
Jumlah tanaman transgenik diprediksi meningkat cepat dalam beberapa tahun terakhir ini.  Jenis yang banyak diperkenalkan mulanya jagung, kedelai, kapas, dan kentang, kemudian disusul tanaman buah, sayuran, dan pakan ternak. Kentang Bt NewLeaf dari Monsanto diperkenalkan tahun 1996, dirancang tahan hama penggerek kentang (colorado potato beetle, CPB). Varietas kentang tahan virus dirilis tahun 1998, yang disisipi Bt tahan potato leafroll virus dan potato virus Y (mosaic).  Varietas tanaman pakan ternak alfalfa Bt ditanam secara terbatas tahun 1997, dirancang tahan potato leafhopper. Varietas labu tahan cucumber mosaic virus, zucchini yellow virus, dan water melon mosaic virus, ditanam tahun 1997 dan 1998. Kanola Liberty (glufosinate) Link yang terdaftar di Kanada, muncul pertama kali di AS tahun 1998 - 1999, diikuti padi (2000) dan gula bit (2001). Sebagian dari tanaman yang direkayasa tahan herbisida (glyphosate) - gandum, gula bit, selada dan kentang - mulai tersedia tahun 2000.  Tanaman rekayasa  yang  ditanam ditahun 2000 didominan oleh   kedelai, jagung, kapas, dan kanola GM. Areal tanamnya mencapai 16% dari 271 juta ha areal tanaman empat komoditas itu (GM dan konvensional). Luas areal tanaman jagung keseluruhan 140 juta ha (7%-nya jagung GM), kedelai 72 juta ha (36% kedelai GM), kapas 34 juta ha (16% kapas GM), dan kanola 25 juta ha (11% kanola GM). Tahun 2000, area tanam seluruh dunia untuk varietas transgenik naik 11% dibandingkan dengan area tanam 1999.  Area kedelai 58% dari total area GM (26,64 juta ha), jagung 23% (10,27 juta ha), kapas 12% (5,3 juta ha), dan kanola 6% (2,65 juta ha). Keempat tanaman GM itu toleran herbisida (74%), tahan hama (19%), atau kombinasi keduanya (7%) (Berita Bumi, Desember  2000),. 
Di Indonesia, meski tidak tercatat sebagai produsen tanaman GM, kenyataannya beberapa jenis komoditas transgenik sudah tumbuh di Tanah Air. Sejak diterbitkan SK Mentan (No. 856/Kpts/HK330/9/1997), menurut Hari Hartiko  (2000), di Indonesia sudah ditanam 10 tanaman transgenik, antara lain jagung (4 jenis), kacang tanah, kapas (2 macam), kakao, kedelai, padi, tebu, tembakau, ubi jalar, dan kentang.  Uji coba lapangan tanaman transgenik di Indonesia terkesan ditutup-tutupi. Buktinya, sedikit pihak yang mengetahui bahwa PT Monagro Kimia (anak perusahaan Monsanto) sudah melakukan uji coba lapangan untuk jagung Bt di Jombang, Malang, dan Sulawesi Selatan (Berita Bumi, Oktober 1999). Bahkan, pihak Litbang Deptan mengakui, saat ini ada 20 lokasi uji coba tanaman transgenik tersebar di Indonesia. Ada kapas Bt, jagung Bt, kapas, jagung, dan kedelai tahan herbisida. Sejauh ini pengujian tanaman transgenik oleh Deptan masih terbatas pada pengamatan secara fisik.  Selain keempat komoditas utama (jagung, kedelai, kapas, dan kanola), di dunia ini sudah beredar tanaman transgenik lain, meski masih relatif sedikit jumlahnya , seperti:  kentang, labu, pepaya, melon, tomat, dan tanaman yang direkayasa agar tahan virus, awet segar, dan bernilai gizi tinggi.
Belum lagi produk rekayasa gen yang kini baru diciptakan atau masih diteliti di berbagai lab dengan macam-macam target pula.  Misal, baru-baru ini di Hawaii berhasil diciptakan varietas pepaya transgenik UH Rainbow tahan terhadap virus ringspot. Di AS diteliti tomat transgenik dengan target memperbaiki kadar nutrisi dan menunda kematangan tomat (supaya tak cepat membusuk). Untuk kanola penghasil oilseed, penelitian terfokus pada perbaikan mutu nutrisi kanola dengan mempertinggi kadar vitamin E atau memodifikasi keseimbangan asam lemak.  Sementara peneliti Swiss dan Jerman, seperti diungkap dalam postnet.com, merekayasa beras penghasil betakaroten, pro-vitamin A. Caranya, dengan menyisipkan dua gen dari jenis bunga bakung dan satu gen dari spesies bakteri ke tanaman padi. Untuk meningkatkan kadar zat besi, ditambahkan gen tanaman buncis. Percobaan "golden rice" ini masih terus berjalan dan akan berlangsung hingga 2003. Sementara itu IRRI telah melakukan uji lapangan perdana bagi tanaman GM tahan penyakit karena bakteri.  Tidak ketinggalan, pisang direkayasa untuk menghasilkan vaksin yang dapat dimakan untuk melawan penyakit infeksi.
Baru-baru ini dilakukan evaluasi terhadap produk pisang transegenik berisi virus non-aktif (dilemahkan) penyebab kolera, hepatitis B, dan diare (colostate.edu).  Sayuran yang ditingkatkan nilainya meliputi tomat GM yang dikembangkan Zeneca dan Petoseed sebagai tomat berdaging tebal. Peneliti di Rutgers University melakukan uji tanam terung Bt tahan CPB (colorado potato beetle).  Di Indonesia pun penelitian dan pengembangan tanaman transgenik masih dilakukan, terutama di tingkat litbang seperti : Deptan, Batan, LIPI, dan BPPT, Balitbio, Balitsa. Komoditasnya meliputi produk dari luar negeri dan produk dalam negeri.  Pihak lainnya yang ikut meramaikan rekayasa genetik  di bidang pertanian di  Indonesia seperti:  Monsanto,  Novartis, ABSP, ACIAR,  ISAA,  P3GI, UPBP, Indah Kiat  dan IPB (Mardiana, 2002).

Kontra Tanaman Transgenik
Ilmuwan Swiss menyimpulkan, tanaman jagung Bt merugikan serangga bermanfaat dan racun Bt terakumulasi dalam tanah sehingga merugikan ekosistem tanah. Juga penanaman secara luas varietas Bt mempercepat terjadi evolusi resisten racun Bt pada hama serangga. Sekali hama menjadi resisten terhadap racun Bt, akan sulit mengefektifkan pengendalian hama secara hayati. Kalau itu terjadi serentak dan meluas, betapa "evolusi hijau" kedua akan terjadi. Tatanan ekosistem dan kelestarian hayati pun akan terganggu. 
Menurut Hari Hartiko (dalam Berita Bumi, Juni 2000), pelepasan atau pemanfaatan jenis asing (tanaman rekayasa genetika) di alam terbuka sukar ditangani karena ada kemungkinan penyebaran gen asing (gen yang disisipkan ke dalam tanaman GM) berpindah ke tanaman sekerabat yang liar atau mengubah tatanan spesifik atau sifat unggul tanaman GM itu sendiri. Seperti pada kasus serbuk sari kanola (Brassica napus) penghasil minyak nabati, yang membuahi kerabatnya dan kerabat jauhnya. Di samping ada kemungkinan produk GM dapat mengganggu kesehatan manusia dan ternak.  Perpindahan gen dapat juga terjadi pada uji lapangan, meski di lokasi yang sangat terisolasi untuk mencegah terjadi penyerbukan silang. Karena di alam banyak faktor yang berpengaruh, seperti angin, kupu-kupu, kumbang, tawon, dan burung. Tidak ada jaminan serbuk sari tidak berpindah ke kerabat tanaman itu atau gulma sehingga menjadi lebih kuat karena resisten terhadap hama. Jika kerabat dekat tanaman Bt berupa gulma, bisa-bisa menjadi resisten dan sukar dikendalikan.  Terjadinya penyerbukan silang yang akan memindahkan gen-gen asing ke tanaman lain (gulma), bisa memunculkan gulma super yang resisten hama penyakit dan herbisida. Gen-gen pengendali hama yang menyebar ke tanaman liar itu akan melenyapkan secara besar-besaran spesies serangga dan hewan.
Persilangan antara tanaman transgenik dengan tanaman liar sangat mungkin terjadi, seperti dilaporkan Rissler dan Mellon, yaitu antara Brassica napa transgenik dengan kerabat liarnya Brassica campestris, Hirscheldia incana, dan Raphanus raphanistrum (Mae-Wan Ho, 1997).  Kekhawatiran terhadap produk GM memunculkan "Surat Terbuka Ilmuwan Dunia kepada Seluruh Pemerintah Dunia". Surat tertanggal 21 Oktober 1999 itu ditandatangani 136 ilmuwan dari 27 negara. Isinya, antara lain meminta penghentian segera seluruh pelepasan tanaman rekayasa genetika (Genetically Modified Crops) dan juga produk rekayasa gen (Genetically Modified Products). Alasannya, tanaman GM tidak memberikan keuntungan. Hasil panennya secara signifikan rendah dan butuh lebih banyak herbisida. Makin memperkuat monopoli perusahan atas bahan pangan dan memiskinkan petani kecil. Mencegah perubahan mendasar pada upaya pertanian berkelanjutan yang dapat menjamin keamanan pangan dan kesehatan dunia.  Selain itu juga berbahaya terhadap keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia dan hewan.
Penyebaran horizontal gen penanda (marker genes) yang tahan antibiotika dalam tanaman transgenik dapat mempersulit pengobatan penyakit menular yang mengancam kehidupan, dan penyakit itu kemudian akan meledak dan menyebar ke seluruh dunia.  Temuan terbaru menunjukkan, penyebaran horizontal gen penanda dan DNA transgenik lainnya dapat terjadi, tak hanya melalui sistem pencernaan, melainkan juga lewat saluran pernapasan karena mengirup serbuk sari atau debu. Cauliflower mosaic viral promoter yang banyak digunakan dalam tanaman transgenik dapat meningkatkan transfer gen secara horisontal dan berpotensi menghasilkan virus baru yang menyebarkan penyakit baru (Berita Bumi, Oktober 1999). 
Kedelai impor dari AS 50% produknya merupakan produk transgenik.  Bila berdampak buruk pada lingkungan, ekosistem, kesehatan manusia dan hewan, dibandingkah keuntungannya, perlu kehati-hatan sebelum menerima dan menyebarluaskannya.
Secara garis besar,  yang  dikhawatirkan dari  tanaman transgenik adalah:
1.       Terjadinya silang luar
2.       Adanya efek kompensasi
3.       Munculnya  hama target  yang tahan terhadap insektisida
4.       Munculnya efek samping  terhadap hama non target (Muladno, 2002).

Kebijakan yang Diambil
Kontroversial penggunaan suatu produk teknologi  maju  termasuk bioteknologi  harus dapat diatas secara bijaksana.  Salah satunya dengan pembuatan suatu produk hukum  yang bersifat legal.  Indonesia terkesan lambat dalam  membuat Undang-undang Keamanan hayati.   Pemerintah dapat menerima masukan sebanyak-banyakanya dari masyarakat, kemudian dibuat suatu pedoman standar yang mengikat  dan mempunyai kekuatan hukum tetap dari tanaman transgenik  dan produk olahannya (Mardiana, 2000).
Selain  itu, informasi mengenai  konstruksi dan  evaluasi  tanaman transgenik  dan produk olahannya dipandang perlu.   Seperti  disarankan oleh YLKI dan Konphalindo yang   mendesak pemerintah guna mengambil langkah-langkah  sebagai berikut:
1.   Mengadakan moratorium atas  impor, penjualan dan pelepasan  makanan  dan produk transgenik  hingga ada peraturan yang jelas dan ada bukti keamanannya.
2.   Menyusun Undang-undang keamanan hayati dan pangan
3.   Meratifikasi protokol  Cartagena (MENGENAI KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI),  menyusun peraturan  pelaksanaannya dengan menggunakan protokol tersebut  sebagai  standar minimum.
4.   Mengadakan dailog  vertikal  dan horizontal untuk mengambil keputusan tentang arah kebijakan pengawasan riset, uji coba, pelepasan, penggunaan dan monitoring produk transgenik.
5.   Memberlakukan sistem label
6.   Menyusun data base produk dan uji coba  produk transgenik  yang ada   di Indonesia dan menyebarkan informasi  tersebut ke publik (Mardiana, 2000).

2.      Biofertilizer
Produk biofertilizer merupakan salah satu produk bioteknologi yang banyak beredar di pasaran Indonesia. Produk-produk tersebut sebagian dikembangkan oleh peneliti di Indonesia maupun di impor dari negara lain. Salah satu produk biofertilizer bernama Emas ( Enhancing Microbial Activity in the Soils ) telah dirakit oleh BPBPI (Paten ID 0 000 206 S), dilisensi oleh PT Bio Industri Nusantara dan digunakan di berbagai perusahaan perkebunan (BUMN dan BUMS) (Goenadi, 1998). Produk biofertilizer lain yang dikembangkan oleh peneliti di Indonesia antara lain: Rhizoplus , Rhiphosant , Bio P Z 2000, dan lain-lain. Produk sejenis biofertilizer/ bioconditioner dari luar negeri misalnya: Organic Soil Treatment (OST).

3.      Biodecomposer
Produk-produk biodecomposer juga banyak beredar di pasaran Indonesia. Biodecomposer dipergunakan untuk mempercepat proses penguraian limbah-limbah organik segar pertanian menjadi kompos yang siap diaplikasikan ke dalam tanah. Contoh produk-produk biodecomposer antara lain: Orgadec (BPBPI), SuperDec (BPBPI), Degra Simba (ITB), Starbio , EM4 , dan lain sebagainya. Produk-produk baru terus bermunculan sejalan dengan kebutuhan untuk mengatasi masalah limbah padat organik.


4.      Biokontrol
Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Contoh mikroba yang telah banyak dimanfaatkan untuk biokontrol adalah Beauveria bassiana untuk mengendalikan serangga, Metarhizium anisopliae untuk mengendalikan hama boktor tebu ( Dorysthenes sp) dan boktor sengon ( Xyxtrocera festiva ), dan Trichoderma harzianum untuk mengendalikan penyakit tular tanah ( Gonoderma sp, Jamur Akar Putih, dan Phytopthora sp). Produk-produk biokontrol yang telah dikomersialisasikan oleh unit kerja lingkup Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) antara lain : Meteor, Greemi-G, Triko SP, NirAma , dan Marfu . Keuntungan pemanfaatan biokontrol untuk pertanian antara lain adalah ramah lingkungan, dan mengurangi konsumsi pestisida yang tidak ramah lingkungan.
Mikroba juga dimanfaatkan dalam proses pembuatan pupuk anorganik. Peneliti di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) mengembangkan teknologi pembuatan pupuk superfosfat yang disebut dengan Bio-SP dengan menggunakan bantuan mikroba pelarut fosfat. Kualitas dari Bio-SP menyamai kualitas pupuk superfosfat konvensional (SP 36). Keunggulan dari teknologi ini adalah penggunaan agensia hayati untuk mengurangi konsumsi asam anorganik dan lebih aman lingkungan serta mampu mengurangi biaya produksi.

5.      Biostarter
Pengertian bio starter
Biostarter merupakan cairan yang berfungsi membantu mempercepat proses fermentasi kotoran hewan dan sampah organik. Sangat efektif digunakan, tidak memerlukan pengadukan berulang-ulang, hasil lebih  cepat dan maksimal , hanya memerlukan waktu 7 sd 14 hari proses, dilengkapi dengan zat aktifator yang dapat menambah kandungan pada fermentasi pupuk kandang. 
Biostarter adalah cairan yang berisi mikroba pengurai sampah menjadi kompos. Selain dapat dibeli, biostarter juga dapat dibuat sendiri dengan cara yang mudah dan murah.
Sangat hemat karena 500ml Bio starter untuk fermentasi 3 ton kotoran kandang dan sampah organik.

Cara membuat bio starter :
Bahan dasarnya adalah irisan pisang atau kulit pisang (2 genggam), irisan nanas atau kulit nanas (2 genggam), irisan bawang merah (5 siung), irisan tempe (2 genggam), dan gula pasir.

1. Bahan diiris dan dipisahkan masing-masing.
2. Buat 4 gelas larutan gula, masing-masing 1 gelas air dicampur dengan 1 sendok the peres    gula pasir. Air yang digunakan adalah air dari sumur (bukan PAM), yang telah direbus dan didinginkan.
3. Masukan gula dalam 4 botol.
- Botol pertama diisi irisan kulit pisang/pisang
- Botol kedua diisi irisan nanas/kulit nanas
- Botol ketiga diisi irisan bawang merah
- Botol keempat diisi irisan tempe
4. Botol ditutup jangan terlalu rapat, agar udara tetap masuk ke botol.
5. Letakkan botol di tempat teduh tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung.
6. Diamkan selama 2 hari (2x24 jam)
7. Pisahkan antara air dan ampas dengan cara disaring
8. Air dari saringan keempat botol tersebut dicampur menjadi satu dan dimasukkan ke dalam botol kemudian disimpan di tempat teduh (tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung). Botol ditutup.
9. Cairan ini berfungsi sebagai starter, dan dapat disimpan sampai waktu sekitar 3 bulan.
10. Cara penggunaan: biostarter dicampur dengan air sumur dengan perbandingan 1 bagian biostarter dicampur dengan 10 bagian air.
11. Biostarter siap digunakan dengan cara menyemprotkan dengan sprayer.




Problem dan Solusinya

- Kompos bau(busuk) dan banyak lalat.
Hal ini disebabkan kompos terlalu basah atau tidak cukup udara. Untuk mengatasinya tambahkan 2 atau 3 genggam penuh kapur. Aduk kompos agar mendapatkan udara.
- Kompos menjadi sarang tikus, kecoa, semut, dan belatung.
Untuk mengatasi masalah ini, tampahkan kapur dan aduk sampah untuk mengusir semut dan kecoa, kemudian tutup komposter. Jangan membuang susu, tulang, daging, dan makanan hasil laut terlalu banyak ke dalam komposter. Bisa juga dengan mengoleskan detergen pada bibir komposter.
Keunggulan bio starter :
·         Waktu fermentasi lebih cepat (7 sd. 15 hari)
·         Tidak perlu pengadukan berulang-ulang.
·         Lebih lengkap dan sempurna kandungan unsur hara.

KESIMPULAN

            Bioteknologi dibidang pertanian telah banyak dilakukan. Tujuannya terutama untuk meningkatkan hasil dan kualitas makanan. Disamping tujuan itu,juga untuk menghasilkan tanaman transgenik yang bermanfaat sebagai obat.
Produk-produk bioteknologi pertanian di Indonesia berdasarkan gradien bioteknologi antara lain :
 (1) bahan tanam unggul,
 (2) biofertilizer,
 (3) biodecomposer,
 (4) biocontrol.
 (5) biostarter
            Dalam teknologi DNA rekombinan, sel menerima vektor yang mengandung DNA asing yang mengkodekan protein tertentu. Sel kemudian merekam dan menerjemahkan gen asing tersebut. Perubahan genetik dari gamet atau yang telah dibuahi menghasilkan organisme transgenik. Misalnya gen yang menghasilkan racun terhadap serangga diisolasi dari sumbernya. Contoh Bacillus thuringiensis.




























Strategy Menghadapi Perdagangan Bebas INDONESIA DAN CINA



Strategy Menghadapi Perdagangan Bebas INDONESIA DAN CINA
PUBLIK OPINION

Perdagangan bebas adalah sistem perdagangan dan investasi bebea di seluruh dunia. bisnis finansial dunia berlangsung 24 jam penuh.
pada sistem perdagangan bebas semua hambatan perdagangan internasioanal dan investasi dihapus.landasanya yang kuat membantu yang lemah.
pada perdagangan bebas perlu di kembangkan sikap kemitraan yang setara dan saling menghormati antar negara,apakah itu negara maju maupun negara berkembang ,agar kerja sama ekonomi saling menguntungkan

- Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta penguatan ekspor."Untuk penguatan daya saing pihak Kementerian akan melaksanakan pembenahan infrastruktur dan energi, pemberian insentif, membangun KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), memperluas akses pembiayaan dan pengu-rangan biaya bunga, pembenahan sistem logistik, pelayanan publik, serta penyederhanaan peraturan dan meningkatkan kapasitas kerja,"

- Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada pengawasan tingkat border (pengamanan) serta peredaran barang di pasar lokal. Namun pihaknya juga akan melakukan promosi penggunaan produksi dalam negeri. Sedangkan untuk penguatan industri, pihak Kementerian Perdagangan berupaya mengoptimalkan peluang pasar China dan ASEAN sekaligus penguatan peran perwakilan luar negeri. Kementerian berusaha mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di forum internasional, menjaga pertumbuhan (Ekonomi, menekan kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan lainnya," Kementerian Perdagangan telah menetapkan beberapa program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan daya saing komoditi ekspor serta mengamankan perdagangan dalam negeri.

Anggota DPR Komisi VI F-Ge-rindra Edhy Prabowo mengharapkan kalangan industri bisa merubah stigma ancaman dari ACFTA jadi sebuah peluang untuk bersaing dan meningkatkan hasil produksi.

Menurut Pengamat Ekonomi Untan, Evi Asmayadi mengefektifkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 56/2008 yang mengharuskan setiap barang impor yang masuk ke Indonesia harus lolos verifikasi Sucofindo.Hasil verifikasi itu bisa dicantumkan dalam bentuk sertifikat yang ditempel di setiap barang produk impor yang masuk ke pasar Indonesia. Kemudian segera diberlakukan penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap produk impor, termasuk produk buatan Cina yang akan masuk. Selanjutnya, SNI harus diberlakukan terhadap produk-produk buatan pabrik milik perusahaan Cina yang ada di Indonesia. “Penerapan SNI ini penting untuk menciptakan standarisasi produk-produk impor yang masuk ke Indonesia, yang tak kalah penting adalah membenahi faktor-faktor yang menyangkut peraturan dan perijinan, meminimalisir ekonomi biaya tinggi, menurunkan suku bunga kredit, mempercepat pembangunan dan perbaikan infrastruktur, khususnya listrik, jalan, air bersih, dan pelabuhan, kemudian meningkatkan kualitas entrepreneur dan tenaga kerja, teknologi produksi, pemasaran, keuangan, iklim usaha dan investasi.

Pemberlakuan kawasan perdagangan bebas ASEAN-China atau ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) mulai Januari 2010 sudah terlanjur kita hadapi. Suka atau tidak suka dan siap atau tidak siap, kita harus siap, ini tak bisa lagi dihindari, ini harus kita hadapi dan dijalani. jadikanlah pemberlakuan ACFTA ini sebagai kesempatan, bukan semata-mata ancaman yang dipandang sebagai momok menakutkan. , ancaman harus dipandang sebagai pelecut agar dapat berlari mengejar ketertinggalan melalui berbagai upaya yang inovatif, kreatif, dan sinergis.


Kesimpulan
Produk cina tentunya sudah lama masuk di Indonesia tetapi sekarang produk cina mengancam pembisnis Indonesia, Hal ini di karenakan produk Cina yang terkenal murah sudah membuat pebisnis lokal ketar-ketir. Namun karena ACFTA, Januari ini, 83% dari 8.738 produk impor Cina bebas masuk ke pasar Indonesia tanpa dikenai bea masuk. Wajarlah terjadi kecemasan, dulu pun telah membawa dampak, apalagi sekarang yang tanpa di kenakan bea masuk.

Produk cina sangat murah pasti ada penyebabnya yaitu :

Cina unggul di 12 faktor kompetisi bisnis (GCI Cina di 29, Indonesia di 54). Kecuali faktor efisiensi pasar barang dan jasa, Cina menang telak di faktor sistem birokrasi yang cepat-tepat, infrastruktur, stabilitas ekonomi, inovasi bisnis, efisiensi tenaga kerja dan ukuran pasar (sehingga mampu mencapai economies of scale).
Cina menerapkan strategi Reverse Engineering atau imitasi, sehingga mengurangi biaya riset & pengembangan, serta dapat memproduksi barang yang bervariasi dalam waktu singkat.
adanya tax free policy selama tiga tahun pertama untuk perusahaan joint venture, subsidi 13,5% dari pemerintahan lokal dalam bentuk tax refund, pinjaman bank yang hanya 3% per tahun, serta banyaknya industri pendukung sehingga industri Cina tidak perlu mengimpor barang. Mata uang yuan yang dipatok terhadap US$ membuat harga ekspor barang Cina menjadi sangat murah.
sistem politik di Cina lebih terbuka dan tidak memberangus kritik lagi sehingga mendorong perbaikan bersinambung.
Contohnya, ada pertemuan tahunan yang disebut Chinese Economists Society.
Adanya jejaring keluarga. Pebisnis Cina bisa menekan biaya pemasaran karena menggunakan jejaring ini untuk promosi.
Ada trust antarpedagang, terutama kredit yang dilandasi guanxi (hubungan). Guanxi ini tidak hanya pada keluarga, tetapi juga kesamaan asal daerah, sekolah dan persahabatan.
investasi luar biasa di sektor pendidikan. Pada 1998, 3,4 juta pelajar masuk ke universitas. Empat tahun kemudian, pendaftaran universitas naik 165% dan siswa Cina yang ke luar negeri naik 152%. Setelah lulus mereka kembali dan membangun negerinya. Walau awalnya hanya menjadi pabrik alih daya, karena SDM-nya sudah menguasi teknologi, tak mengherankan perusahaan Cina seperti Lenovo bisa membeli IBM Thinkpad, Huawei mengancam Cisco dan Ericsson, serta Haier mengejar GE, Whirlpool dan Maytag.
walau upah tenaga kerja hampir sama, buruh Cina bekerja lebih efisien (Cina di peringkat 32, Indonesia di 75 dari 133 negara). Produktivitas pekerja Cina naik 6% per tahun (1978-2003). Di Cina, satu produk butuh seorang pekerja. Di Indonesia, butuh tiga pekerja.